Jumat, 27 Mei 2011

Pemanfaatan Media Dalam Menunjang Kemahiran Menulis Bahasa Arab



PENDAHULUAN 

Pengajaran bahasa Arab untuk Madrasah Ibtidaiyah sebagaimana yang tercantum dalam kurikulum tahun 1994 adalah suatu proses kegiatan yang diarahkan untuk mendorong, membimbing, mengembangkan dan membina kemampuan berbahasa Arab fusha baik aktif maupun pasif serta menumbuhkan sikap positif terhadap bahasa itu. Kemampuan berbahasa Arab dan sikap terhadap bahasa itu adalah sangat penting dalam rangka memahami ajaran Islam dari sumber aslinya baik Alqur'an dan Hadits maupun kitab-kitab berbahasa Arab yang berkenaan dengan Islam.

Dalam kurikulum di atas dipaparkan bahwa bahasa Arab yang diajarkan di Madrasah Ibtidiyah berfungsi sebagai bahasa agama dan ilmu pengetahuan di samping sebagai alat komunikasi. Oleh karena itu pelajaran bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari mata pelajaran Pendidikan Agama keseluruhan. Walaupun demikian, pengajaran bahasa Arab di Madrasah Ibtidaliyah harus tetap berpedoman kepada prinsip-prinsip pengajaran bahasa asing pada umumnya.

Secara implisit disebutkan bahwa tujuan pengajaran bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyah adalah agar murid dapat menguasai secara aktif perbendaharaan kata Arab fusha sebanyak 300 kata dan ungkapan dalam bentuk dan pola kalimat dasar dengan demikian murid diharapkan dapat mengadakan komunikasi sederhana dalam bahasa Arab dan dapat memahami bacaan-bacan sederhana dalam teks itu (Depag RI, 1994).

Dalam pengajaran bahasa dikenal ada empat keterampilan/kemahiran berbahasa yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Keempat keterampilan berbahasa ini hendaknya diajarkan kepada siswa dengan cara yang bermacam-macam, bervariasi agar siswa tidak jenuh dan monoton terhadap apa yang mereka terima dari guru. Menurut Tarigan (1986: 38) syarat minimal yang harus dipenuhi oleh guru keterampilan berbahasa ialah penguasaan materi tentang keterampilan berbahasa serta dapat mengajarkannya kepada siswa.

Di samping kuat dalam penguasaan materi pelajaran, guru juga harus kaya pengalaman dengan beraneka-ragam, metode pengajaran atau teknik pengajaran. Guru keterampilan berbahasa harus mahir dan kaya pengalaman dengan teknik pengajaran keterampilan berbahasa.

Kemahiran menulis dalam bahasa Arab (kitabah) membutuhkan banyak latihan, mulai dari menulis huruf, menyambung huruf dan mengarang. Menurut Lubis (2002: 2) mengajarkan bahasa Arab anak-anak usia SD/MI diperlukan upaya yang sangat besar dari seorang guru serta dibutuhkan pula variasi, cara dan media pengajaran. Kendala yang dihadapi perlu diatasi dengan seksama mengingat tingkat pemahaman anak yang berbeda. Di usia ini para siswa masih membutuhkan pengenalan tentang apa itu membaca dan kegunaannya, pengenalan terhadap kosa kata baru dan membiasakan diri untuk mengutarakan keinginan. Untuk itu, guru dan tenaga pendidik di lingkungan sekolah mengupayakan kondisi yang kondusif untuk memperkenalkan dan menggunakan bahasa asing di kelas dan sekolah.

Dalam mencapai tujuan tersebut, Madrasah Ibtidaiyah menghadapi permasalahan-permasalah serius dan kompleks. Diantara permasalahan itu adalah faktor guru yang tidak profesional dan materi yang kurang memadai. Dari faktor guru, temuan penelitian Masyruhah (2001) menunjukkan tidak ada satupun guru bahasa Arab di MI se-kecamatan Sugio kabupaten Lamongan yang berlatar belakang pendidikan guru bahasa Arab. Sedangkan dari faktor materi, kajian Asrori (2001) terhadap empat macam buku teks yang diberlakukan menunjukkan bahwa keempatnya mengalami kelemahan-kelemahan yang serius. Kelemahan-kelemahan itu meliputi (1) isi tidak sesuai dengan kurikulum, (2) kalimat tidak kontekstual, (3) over kaidah, (4) sekedar memenuhi pola struktur, (5) tidak bergambar, (6) mengenalkan istilah gramatika, (7) menggunakan penerjemahan sebagai model.

Melihat kenyataan di atas, perlu kiranya seorang guru untuk menggunakan media pengajaran sebagai alat untuk meminimalisir kesulitan yang dihadapi oleh murid. Perkembangan yang begitu pesat dan semakin modern makin mempermudah bagi seorang pendidik untuk memanfaatkan berbagai macam medi yang ada.

MEDIA PENGAJARAN DAN MACAMNYA

Banyak sekali pengertian media pembelajaran yang diungkapkan oleh para tokoh, tapi menurut terminology kata media berasal daribahasa latin "medium" yang artinya perantara, sedangkan dalam bahasa arab media berasal dari kata wasaaila artinya pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.

Adapun penjabaran tokoh-tokoh tentang pengertian media pembelajaran antara lain:

1. Menurut Berlach dan Ely (1971) mengemukakan bahwa media dalam proses pembelajaran cenderung diartikan alat-alat grafis, fotografis atau elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.

2. Menurut Heinich, dkk 1985 Media pembelajaran adalah media-media yang membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan pembelajaran atau mengandung maksud-maksud pembelajaran.

3. Media Martin dan Briggs 1986 mengemukakan bahwa media pembelajaran mencakup semua sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dengan si-belajar. Hal ini bisa berupa perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada perangkat keras.

4. Menurut H Malik 1994 media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan si belajar dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.

Dari pengertian di atas, dapat diambil kesempatan ciri-ciri media pembelajaran diantaranya:

1. Penggunaanya dikhususkan atau dialokasikan pada kepentingannya,

2. Merupakan alat untuk menjelaskan apa yang ada dibuku pelajaran baik berupa kata-kata simbol atau bahkan angka-angka,

3. Media pembelajaran bukan hasil kesenian,

4. Pemanfaatan media pembelajaran tidak sebatas pada suatu keilmuwan tertentu tapi digunakan pada seluruh keilmuwan.

Macam-macam media yang digunakan. Secara umum media pengajaran bahasa dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu media pandang (visual aids), media dengar (audio aids) dan media dengar-pandang (audio-visual aids). Media pandang dapat berupa benda-benda alamiah, orang dan kejadian; tiruan benda-benda alamiah, orang dan kejadian; dan gambar benda-benda alamiah, orang dan kejadian (Effendi, 1984).

Benda-benda alamiah yang dapat dihadirkan dengan mudah ke sekolah atau dapat ditunjuk langsung merupakan media pandang yang cukup efektif untuk digunakan, misalnya alat-alat sekolah, alat olah raga, dan benda-benda disekitar sekolah. Jika benda alamiah tidak mungkin dihadirkan, maka dapat diganti dengan tiruannya yang sekarang ini cukup mudah didapatkan, misalnya buah-buahan dari plastik, mobil-mobilan, perkakas rumah tangga, dan sebagainya. Jika tiruan benda alamiah itu pun tidak ada, maka dapat diganti dengan gambar, baik gambar sederhana maupun gambar hasil peralatan mutakhir. Media pandang lainnya adalah kartu dengan segala bentuknya, papan flanel, papan magnet, papan saku, dan lain sebagainya.

Dalam konteks pembelajaran ALA, benda-benda tiruan dan gambar merupakan media yang cukup efektif untuk digunakan, terutama untuk pengenalan mufradat dan pola kalimat. Benda-benda dan gambar itu dapat diletakkan di sudut-sudut ruangan atau ditempel di dinding sebagai pajanan. Jika anak telah dapat membaca, di bawah setiap gambar atau barang tiruan itu dapat disertakan namanya dengan bahasa Arab.

Media dengar yang dapat digunakan untukr pengajaran bahasa antara lain radio, tape rekorder, dan laboratorium bahasa (yang sederhana). Untuk pembelajaran ALA, radio tampaknya kurang cocok, karena pemancar radio yang siarannya berbahasa Arab umumnya radio dari negara Timur Tengah yang program dan isinya tidak cocok untuk dikonsumsi anak-anak Indonesia. Tape recorder untuk media dengar merupakan pilihan yang cukup tepat untuk pengajaran bahasa, termasuk ALA, karena dengan alat ini dapat diputar kaset-kaset rekaman sesuai yang kita inginkan, seperti lagu-lagu berbahasa Arab untuk anak. Namun, kendala dari pemakaian tape recorder adalah minimnya kaset-kaset rekaman siap pakai yang dirancang khusus untuk pengajaran ALA. Kendala ini sekaligus merupakan tantangan bagi para pakar dan praktisi pengajaran bahasa Arab.

Penggunaan laboratorium bahasa sebagai alat bantu pengajaran bahasa telah diakui efektifitasnya oleh para pakar pengajaran bahasa. Akan tetapi, untuk sekolah¬-sekolah di Indonesia pada umumnya, terutama di wilayah kabupaten, peralatan ini sering kali hanya merupakan angan-angan yang sulit dicapai karena harganya yang relatif tinggi.

Media pengajaran bahasa yang paling lengkap adalah media dengar pandang, karena dengan media ini terjadi proses saling membantu antara indra dengar dan indra pandang. Yang termasuk jenis media ini adalah televisi, VCD, komputer dan Laboratorium Bahasa yang mutakhir. Dengan televisi yang menggunakan parabola dapat diakses siaran berbahasa Arab dari berbagai negara, seperti Arab Saudi, Emirat Arab, Kuwait, Irak, dan Pakistan. Siaran itu kemudian dapat direkam dengan menggunakan CD Writer sehinga dapat diputar berulang kali sebagai alat peraga.

VCD juga merupakan media pengajaran bahasa yang cukup efektif digunakan. Alat ini mirip dengan tape recorder hanya lebih lengkap. Tape recorder hanya didengar, sementara VCD didengar dan dilihat. Saat ini telah banyak program-program pengajaran bahasa Arab yang dikemas dalam bentuk CD, namun untuk mengoperasikannya tidak cukup dengan VCD tetapi dengan komputer yang dilengkapi dengan multimedia. Dalam konteks pengajaran ALA, telah banyak program pengajaran ALA yang dikemas dalam bentuk CD, misalnya: Alif-Ba-Ta, Al-Qamus al-mushowwar li As-Shigar, Bustan Ar-Raudloh, Juha 1-2, Jism al-Insan, Hadiqah al-Arqam, Masrahiyah al-Huruf al-Arabiyah, Ta'lim al-Lughah al-Arabiyah, 'Alam al-Tajarub li as-Sigar, Jazirah al-Barka:n, dan Mausuah al-Musabaqah wa al-Algha:z serta masih banyak lagi (Kholisin, 2002).

DAFTAR PUSTAKA

Asrori, Imam. 2001. Konsepsi Kurikulum Tentang Pengajaran BA di MI dan Kelemahan Pengembangannya Dalam Buku Teks. Makalah disajikan pada PINBA II di UGM Yogyakarta, 20-21 Juli 2001.

Depag. 1993. Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah Mata Pelajaran Bahasa Arab. Jakarta: Dirjen Binbaga Islam.

Effendy, A. Fuad. 1984.

Kholisin, 2002. Makalah disajikan pada Lokakarya Strategi Pembelajaran Bahasa Arab untuk Anak di Jurusan Sastra Arab FS UM, 12-13 Juli.

Lubis, Amany. 2002. Pengajaran Bahasa Arab untuk anak-anak (Tadris Al-Arabiyah Lil-Atfal). Makalah disajikan pada Lokakarya Strategi Pembelajaran Bahasa Arab untuk Anak di Jurusan Sastra Arab FS UM, 12-13 Juli.

Masyruhah, A. 2002. Pengajaran Bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyah Se Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan. Skripsi tidak dipublikasikan. Malang: Universitas Negeri Malang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar